Sendratari Ramayana
Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan yang cantik, mengagumkan dan sulit tertandingi. Pertunjukan ini mampu menyatukan ragam kesenian Jawa berupa tari, drama dan musik dalam satu panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta.
Kisah Ramayana yang dibawakan pada pertunjukan ini serupa dengan yang terpahat pada Candi Prambanan. Seperti yang banyak diceritakan, cerita Ramayana yang terpahat di candi Hindu tercantik mirip dengan cerita dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang panjang dan menegangkan itu dirangkum dalam empat lakon atau babak, penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau Rahwana, dan pertemuan kembali Rama-Sinta.
Ramayana (dari bahasa
Sanskerta: रामायण, Rāmâyaṇa;
yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa yang
berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata. Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini. Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.
berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata. Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini. Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.
Beberapa babak maupun adegan
dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalam
arsitektur bernuansa Hindu.
Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya pewayangan di Nusantara,
seperti misalnya di Jawa dan Bali.
Selain itu di beberapa negara (seperti misalnyaThailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Philipina,
dan lain-lain), Wiracarita Ramayana diangkat sebagai pertunjukan kesenian.
Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh
kitab yang disebut Saptakanda. Urutan kitab menunjukkan kronologi peristiwa
yang terjadi dalam Wiracarita Ramayana. Lihat di bawah ini :
Nama
kitab
|
Keterangan
|
Kitab Balakanda
merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang
memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi,
dan Sumitra.
Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna.
Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan
sayembara dan memperistri Sita,
puteri Prabu Janaka.
|
|
Kitab Ayodhyakanda
berisi kisah dibuangnya Rama ke
hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena
permohonan Dewi Kekayi.
Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak
ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk
kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang
Rama.
|
|
Kitab
Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan
Raja kera Sugriwa.
Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali,
kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha.
Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan
Alengka.
|
|
Kitab Yuddhakanda
menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan
pasukan rakshasa Sang Rawana.
Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi
lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir
oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana
gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama pulang dengan
selamat ke Ayodhya bersama
Dewi Sita.
|
|
Kitab Uttarakanda
menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena
Sang Rama mendengar
desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi
Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan
melahirkan Kusa dan Lawa.
Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha.
Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.
|
Ringkasan Cerita
Prabu Dasarata dari Ayodhya
Wiracarita Ramayana menceritakan
kisah Sang Rama yang
memerintah di Kerajaan
Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya.
Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki
tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi,
dan Sumitra.
Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama.
Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra,
lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna.
Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta
bantuan Sang Rama untuk
melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa.
Setelah berunding dengan Prabu Dasarata,
Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana.
Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu
kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para
rakshasa yang mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila,
Sang Rama mengikuti
sayembara yang diadakan Prabu Janaka.
Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita,
puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali
pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang
sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama.
Atas permohonan Dewi Kekayi,
Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan
Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama
sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan
bersama istrinya dan Lakshmana.
Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas
nama Sang Rama.
Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya,Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya,Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang
mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan
Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia
bertemu dengan Sugriwa,
Sang Raja Kiskindha.
Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan
kakaknya, Subali.
Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur
Alengka. Dengan dibantuHanuman dan
ribuan wanara,
mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
Rama menggempur Rawana
Rawana yang
tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit –
untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya)
diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama.
Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama.
Ia gugur di tangan Lakshmana.
Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan
pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang
sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan
Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sinta kembali
ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sinta, dan Lakshmana pulang
ke Ayodhyadengan
selamat. Hanuman menyerahkan
dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut
mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
Contoh cerita sendratari Ramayana
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Seluruh cerita disuguhkan dalam rangkaian gerak tari yang dibawakan oleh para penari yang rupawan dengan diiringi musik gamelan. Anda diajak untuk benar-benar larut dalam cerita dan mencermati setiap gerakan para penari untuk mengetahui jalan cerita. Tak ada dialog yang terucap dari para penari, satu-satunya penutur adalah sinden yang menggambarkan jalan cerita lewat lagu-lagu dalam bahasa Jawa dengan suaranya yang khas.
Cerita dimulai ketika
Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta
(puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan
petualangan Rama, Shinta dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan
Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta
karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama
dicarinya.
Untuk menarik
perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica
menjadi Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama
memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara
Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana
tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik
setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna.
Di akhir cerita,
Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang
lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai
Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri,
Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit
pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya
menerimanya kembali sebagai istri.
Anda tak akan kecewa
bila menikmati pertunjukan sempurna ini sebab tak hanya tarian dan musik saja
yang dipersiapkan. Pencahayaan disiapkan sedemikian rupa sehingga tak hanya
menjadi sinar yang bisu, tetapi mampu menggambarkan kejadian tertentu dalam
cerita. Begitu pula riasan pada tiap penari, tak hanya mempercantik tetapi juga
mampu menggambarkan watak tokoh yang diperankan sehingga penonton dapat dengan
mudah mengenali meski tak ada dialog.
Anda juga tak hanya
bisa menjumpai tarian saja, tetapi juga adegan menarik seperti permainan bola
api dan kelincahan penari berakrobat. Permainan bola api yang menawan bisa
dijumpai ketik Hanoman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil
membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai
ketika Hanoman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika
Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Di Yogyakarta,
terdapat dua tempat untuk menyaksikan Sendratari Ramayana. Pertama, di
Purawisata Yogyakarta yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur
Kraton Yogyakarta. Di tempat yang telah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia
(MURI) pada tahun 2002 setelah mementaskan sendratari setiap hari tanpa pernah
absen selama 25 tahun tersebut, anda akan mendapatkan paket makan malam
sekaligus melihat sendratari. Tempat menonton lainnya adalah di Candi
Prambanan, tempat cerita Ramayana yang asli terpahat di relief candinya.